Konsep Dasar Mutu Layanan Kebidanan

Nama : Dara Tiarani
Tingkat :
Ib
Nim :124110454
Dosen : Eravianti,S.SiT,MKM
Mata
kuliah : Mutu Layanan Kebidanan
Semester : II (dua)
Prodi
D III kebidanan Poltekkes Kemenkes
Padang
Tahun
ajaran 2012 / 2013
Konsep
Dasar Mutu Layanan Kebidanan
A.
Pengrtian
Mutu
Menurut Din ISO 8402
(1986) : Mutu adalah:
Totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa,
yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan
kebutuhan para pengguna Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam memberikan
kepuasan pada pengguna layanan.
Mutu lalayanan kesehatan adalah:
Sesuatu yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Menurut JCAHO (1993)²Mutu" adalah:
Tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien mendekati
hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan.
Layanan kesehatan yang bermutu adalah suatu layanan kesehatan yang dibutuhkan,
dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan, dan sekaligus
diinginkan baik oleh pasien/konsumen ataupun masyarakat serta terjangkau oleh
daya beli masyarakat .
Pengertian Mutu secara umum adalah:
Dimana
terjadi suatu keadaan yang dinamik yang diasosiasikan dengan produk, jasa
orang, proses, dan lingkungan yang mencapai dan melebihi harapan.
B. Dimensi Mutu
Ada delapan dimensi mutu yaitu:
1. Kompetensi teknis
(keterampilan, kemampuan, melaksanakan protap)
2. Akses terhadap pelayanan
(geografis, ekonomi, sosial, organisasi dan bahasa)
3. Efektifitas (tepat guna,
sembuh)
4. Hubungan antar manusia
(interaksi petugas-pasien)
5. Efisien (pelayanan
lengkap)
6. Kesinambungan (pelayanan
lengkap)
7. Keamanan (meminimalkan
resiko)
8. Kenyamanan (kepuasan)
Penilaian mutu pelayanan kesehatan
sangat bersifat multi dimensional. Robert dan Prevost dalam Azwar (1993) telah membuktikan adanya perbedaan
dimensi mutu sebagai berikut:
1. Bagi pemakai jasa
pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi
ketanggapan petugas atas kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi atau
kesembuhan atas penyakit yang diderita.
2. Bagi penyelenggara
pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi
kesesuaian pelayanan dengan perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir dan
otonomi profesi.
3. Bagi penyandang dana
pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi
efisiensi pemakaian dana, kewajaran pembiayaan atau mengurangi kerugian
penyandang dana pelayanan kesehatan
C. Persepsi Mutu
Mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada
tingkat kesempurnan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
- Klien
: Sembuh, ramah, tepat waktu dan biaya terjangkau
- Provider
/ petugas : Pelayanan bermutu, kemampuan optimal, sumber daya tersedia
- Manajer
Kesehatan : Menyediakan kebutuhan pasien dan provider, misalnya sumber daya,
jadwal pembayaran, ketenangan dan pelaksanaan manajemen
Menurut
Jacobalis (1989), mutu pelayanan dapat dilihat dari dua pendekatan:
1. Pendekatan
kesehatan masyarakat (public health)
Pendekatan ini menyangkut seluruh sistem pelayanan
kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah maupun negara.
Dalam hal ini misalnya:
- kelangsungan
hidup ; angka kematian bayi
- angka
morbiditas
- angka
kecacatan
2. Pendekatan
institusional atau individu
Pendekatan ini
menyangkut mutu pelayanan kesehatan terhadap perorangan oleh suatu institusi
atau fasilitas seperti rumah sakit. Disini mutu adalah produk daripada sumber
daya dan kegiatan fasilitas itu.